Selasa, 15 Maret 2011

TAMBAHAN BASE DUSUN

Masih gi banyak base dusun kite yang harus di sosialisasikan ngan anak cucung yang nide tinggal di dusun, terutame base yang dik biase dipakai budak mude. Ini sekedar tambahan kate-kate base dusun kite.
a\
Lukak : Peluang, kesempatan
nehelis : licin dan berc ahaya
Nyuhuk : m,emasuki lorong dengan merangkak
Nelisik : Cari kutu tau ketumbe
Neguk : Menelan
Milas : memutar, biasanya tali atau benda yang lembut
Mehikuk : Ikan dengan ekor merah
memehing : keluhan kalau panas dingin
Melahap : Api yang berpindah satu tempat ke tempat lain
Mihik : menumbuk sampai halus misalnya bCabe
Pangkur : Tandur, cangkul
Pangking : Kamar tidur
Piling : padang pendek
Pinti : Merobohkan dengan kaki
Piluk ; Ikan sebangsa belut di sungai di bawah batu atau sampah
Pehitukan : Direbahkan
perlayang : Golok besar
Pinjung : Menolong mengengat sesuatu ke atas
Pisit : susah
Pintau : Burung Manyar
Pehelak : Camilan
Peretung : Kodok besar
Risau ; Garong,penjahat
Rudus : Psaiu sebangsa golong ujungnya rata
Puguk : rambutan hutan
Selimang : Ikan kecil bawah batu, warnanya belang2
Sungsang : salah arah
Sudung : Mata air di hutan
Tukil : Batang bambu temoat air di kebun
Tulup : senjata dengan ditiup
Tumpai : Sudah dekat
Turus : stek pohon utk di tanam
Masih banyak lagi nanti disambung

Jumat, 11 Februari 2011

BASE KITE

BAHASA KITA MUARA ENIM
Masih banyak kata-kata yang dipakai oleh masyarakat di Kabupaten Muara Enim dan OKU yang sudah dilupakan dan rancu dengan bahasa Indonesia bahkan ada juga yang sudah meggunakan bahasa barat. Tapi sekedar mengingatkan maka saya menambah perbendaharaan kata-kata jeme kite

Tephikuk = Keseleo
Mikuk = membengkokkan (biasanya jari dan tangan)
Endaskan = Sampai ke dasar
Ngulik = Dicari sampai yang paling kecil dan slektif
Milas = Melintir
Mihik = Menghancurkan sampai halus
Milu = Ikut
Mancah = Nebas sisa pohon semak yang belum ditebang waktu buat ladang
Mangke = Maka dari itu
Nanggar = Melawan arus sungai yang deras
Suluh = Obor dari daun kelapa
Sule = Obor dari s eludang buynga kelapa
Suluk = terbla
Sunti = Manisan dari buah
Subuk = Lihat
Supit = sempit
Sape = siapa
Behadu = berhenti
Alap = Cantik
Ringkih = elok dipandang

Buah-buahan
Haman = Gandaria
Puguk = Rambutan hutan
Kungkil = Buah semacam tangkil manis tumbuh di tepi sungai
Kelemai = Buah hutan yang gurih dan berduri
Sengkelat = Sebangsa mangga bulat untuk sambel
Kelat = Rasa buah asam dan pahit
Pehit = Rasa yang menggigit
Malan = tenggorokan gatal karena makan sesuatu
Bengkelan = Makanan nyangkut dikerongkongan
Teguk = telan
Ihup = Hirup
Kecap = Cicipi
Kehuk = Gali
kehak = Kerak
Kehuh = kerus
Kejai = Buah sebangsa Barley
Kehe = Monyet
Tambehukak = Buah hutan yang warnanya merah seperti apel tapi pahit
Tengkubung = terbalik dan tumbah
Entubung = sebangsa bubu penangkap ikan
Tuhus = setek
Behesan = tempat beras dirumah
Pagut = Paruh
Pinyak = Pesek
Pirut = udah buruk ( rumah biasanya)
Pantau = Panggil
Pinti = Jatuhkan dengan menggaet kaki seseorang
Pintir = Gulung
Peretutkan = dikalahkan
Piling = Kelewang
Pampas = Pangkas
Pinjung = Angkat ( untuk barang ke pundank)
Piluk = IKAN SEBANGSA BELUT warnanya hitam dan licin
TILAN = Ikan yang sama warnanya brown
Tenuk = Tapir
Telasan = Kain untuk mandi
Tungking = Seterikaan dari besi
Tebuk = Bolong
Tukak = Bolong tapi tak terus
Tunak = Pendiam
Pance = 1 tempat duduk dari jalinan bambu, 2. Panco
Parak = Dekat
Palak = Kepala
Palak becung = Biang keladi (provokator)
Pagu = Loteng
Pangking = kamar tidur
Panggar = Katu untuk pengguat perahu agar tetap bagus
Bakikh = Belakang tubuh
Banikh = Batang kayu yang bersegi di daerah paling bawah
Kekuhung = Penutup sambungan genteng atap rumah
Kelumbusan = bekas kulit yang terkeluas
Kelumpai = atau dari bambu
Kelambit = kelelawar
Rukik = bopeng
Rintik = Tutul-tulul hitam pada warna
Purik = Kesal
Melukut = Menir
Memehing = panas dingin ( meriang)
Mising = Buang air besar

Masih banyak nanti ditambah lagi kok

Rabu, 02 Februari 2011

PANDUAN WORKSHOP ADVOKASI TABURIA

1. Latar Belakang

Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu: (1) Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. (2) Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu: (1) Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat; (2) Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak; (3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu: (1) Keluarga miskin; (2) Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak; (3) Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare .
Status gizi balita merupakan hal penting yang seharusnya diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak .
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu program yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak Balita.
Kegiatan pokok program ini meliputi: i) peningkatan pendidikan gizi; ii) penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya; iii) penanggu-langan gizi lebih; iv) peningkatan surveilens gizi; dan v) pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Balita atau anak di bawah usia lima tahun merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.
Air susu ibu adalah makanan terbaik untuk bayi sampai mereka berusia enam bulan. Setelah usia enam bulan, walaupun dengan pengaturan makanan yang baik, balita masih memerlukan makanan tambahan (fortifikasi) untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Taburia dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak usia enam hingga lima puluh sembilan bulan.
Bubuk Taburia merupakan makanan tambahan yang mengandung berbagai vitamin (multivitamin), yaitu Vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, C, D3, E, K, serta berbagai mineral yaitu Folat, Pantotenat, Yodium, Fe, Zn dan Se. Bubuk dikembangkan oleh Japan Funds for Poverty Reduction (JFPR) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Gizai dan Makanan, Kementerian Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan keseimbangan gizi pada balita usia enam sampai dengan lima puluh sembilan bulan.
Bubuk Taburia telah diteliti secara lengkap baik secara klinis maupun penerimaan masyarakat oleh para ahli yang berkompeten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara klinis balita yang mengkonsumsi Taburia kadar hemoglobinnya (Hb) meningkat dari 10.5 mg/dl pada data dasar menjadi 11.1 mg/dl pada evaluasi tengah waktu dan menjadi 12.0 mg/dl pada evaluasi nakhir. Proporsi balita anemi (Hb <11 mg/dl) menurun secara signifikan dari 62.3% pada data dasar menjadi 45.5% pada evaluasi tengah waktu dan menjadi 24.7% pada evaluasi akhir. Secara penerimaan lebih dari 85% balita mau mengkonsumsi bubuk Taburia. Ibu balita juga menyukai bentuk, warna, aroma dan rasa bubuk Taburia, nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, jarang sakit, serta balita mereka menjadi lebih ceria/riang.
Kampanye perubahan perilaku terhadap Taburia di NICE (Peningkatan Gizi melalui Pemberdayaan Masyarakat) Proyek daerah memiliki tiga tujuan utama: i) untuk membangun pengetahuan, membuat ketertarikan dan memotivasi yang tinggi para ibu balita untuk menggunakan produk Taburia untuk anak-anak mereka; ii) untuk membangun pengetahuan tentang produk Taburia dan mempromosikan kepada penyedia layanan kesehatan, fasilitator masyarakat, kader posyandu, anggota CNC dan tokoh masyarakat di daerah proyek NICE, dan iii) untuk mengembangkan sikap positif antara orang-orang kunci dalam media masa dan para pengambil keputusan di tingkat kabupaten, propinsi dan nasional tentang Taburia sebagai cara alternatif untuk mengurangi masalah kekurangan gizi mikro antara anak-anak Indonesia usia 7-24 bulan.
Mengacu pada tujuan tersebut, kampanye memiliki 3 sasaran utama: i) yaitu ibu balita dengan anak (s) usia 7-24 bulan sebagai sasaran utama; ii) sasaran berikutnya meliputi kader posyandu, anggota CF (Fasilitator Masyarakat), CNC, tokoh masyarakat dan penyedia layanan kesehatan, dan iii) orang kunci di media masa nasional, propinsi dan lokal serta para pengambil keputusan di tingkat kabupaten dan provinsi.
Mengingat bahwa Taburia merupakan produk baru maka untuk mengadvokasi dan mempromosikan Taburia kepada para pemangku kepentingan khususnya anggota DPRD Provinsi, pimpinan Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kabupaten/Kota, Bappeda Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan Akademisi/LSM Kesehatan, untuk ini perlu memfasilitasi Jurnalis untuk melakukan peliputan kegiatan Taburia di Provinsi-provinsi.

2. Tujuan
Tujuan kegiatan workshop ini adalah:
1. Mendorong penerimaan kegiatan Taburia oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Meningkatkan pemahaman para pelaksana kebijakan mengenai kegiatan Taburia
3. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan promosi Taburia

3. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari Workshop ini adalah:
1. Adanya kesepakatan untuk lebih meningkatkan kegiatan advokasi dan promosi Taburia dalam rencana kerja dan anggaran Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Tersusunnya pokok-pokok kegiatan advokasi dan promosi kegiatan Taburia yang akan dilaksanakan oleh para penggerak lokal (local champions) yang potensial dan jurnalis/media.

4. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan workshop direncanakan pada Bulan Februari minggu kedua Tahun 2011. Tempat pelaksanaan di Provinsi Sumatera Selatan.

5. Narasumber dan Materi Workshop
Narasumber dalam workshop berasal dari unsur pemerintah, pelaku program, Puslitbang Gizi dan media massa. Secara rinci narasumber, topik dan kisi-kisi materi workshop disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Narasumber dan Materi Workshop
No Narasumber Topik Kisi-Kisi Materi
1 Kementerian Kesehatan dan atau Official Program NICE Kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat serta Program NICE Taburia • Program jangka panjang dan jangka pendek tentang gizi masyarakat
• Keterkaitan kegiatan NICE Taburia dengan Program Gizi Nasional (tujuan, kegiatan, keluaran dan hasil yang diharapkan dari Program NICE – Taburia)

2 Pengamat/akademisi (Puslitbang Gizi Pusat) Tinjauan dari pengamat tentang gizi masyarakat berdasarkan hasil studi
• Hasil penelitian Taburia dilihat dari manfaat, efesiensi, baik dalam penggunaan maupun cara memprolehnya
3 Media massa dari PWI – Provinsi Peran media masa dalam penyebarluasan informasi tentang gizi dan kesehatan • Peran yang bisa dilakukan media dalam mendorong kegiatan Taburia, khususnya advokasi dan komunikasi perubahan sikap (BCC) tentang Taburia kepada pemerintah daerah dan masyarakat

6. Peserta
Peserta mencakup tingkat nasional dan daerah, yaitu:
1. Anggota DPRD Provinsi : 1 orang
2. Dinas Kesehatan Provinsi : 4 orang
3. Tim SKPD Propinsi : 4 orang
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota : 4 orang (Kota Palembang, OKI, Lahat, Musi Rawas)
5. Program NICE Prov & Kab : 5 orang (masing-masing 1 orang dari propinsi dan 4 kabupaten/kota)
6. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota : 5 orang (masing-masing 1 orang dari propinsi dan 4 kabupaten/kota)
7. Akademisi/LSM Kesehatan : 2 orang
8. Media massa : 5 orang (Propinsi dan Kabupaten/Kota)

7. Metoda Workshop
Metoda yang digunakan dalam workshop ini adalah ceramah oleh narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Diskusi kelompok akan difasilitasi oleh tim tenaga ahli dan fasilitator yang telah ditunjuk. Pembagian kelompok dan topik yang akan dibahas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pembagian Kelompok dan Topik
No Topik Diskusi
1 Kesepakatan untuk lebih meningkatkan kegiatan advokasi dan promosi Taburia dalam rencana kerja dan anggaran Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
2 Pokok-pokok kegiatan advokasi dan promosi kegiatan Taburia yang akan dilaksanakan oleh para penggerak lokal (local champions) yang potensial dan jurnalis/media.

8. Fasilitas Akomodasi dan Konsumsi Bagi Peserta
Workshop diselenggarakan pada hari ……… tanggal ……………. Tempat di Hotel …………., Jalan ………….,.Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan.
Panitia menyediakan penginapan selama satu malam. Pemesanan makan dan minuman di luar yang telah disediakan oleh Panitia serta penggunaan fasilitas telpon, internet, dan cuci pakaian dll, menjadi tanggungan masing-masing peserta dan akan ditarik bayarannya oleh pihak Hotel pada saat chek out kepada penghuni kamar.




9. Susunan Acara
Susunan acara workshop dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Susunan Acara Workshop Advokasi
No Pukul Acara
1 08.30-09.00 Registrasi
2 09.00-09.15 Pembukaan dan Pengarahan
3 09.15-10.30 Pemaparan secara panel oleh narasumber
4 10.30-11.30 Diskusi kelompok
5 11.30-12.00 Sidang pleno pemaparan hasil diskusi kelompok
6 12.00-12.30 Rumusan hasil workshop dan rencana tindak lanjut workshop
7 12.30-13.00 Penutup dan makan siang

Senin, 31 Januari 2011

Kata-kata Unik bahasa Daerah Muara Enim

Banyak orang yang lahir dari Desa-desa kabupaten Muara Enim terutama di perantauan yang sudah tidak familiar lagi dengan bahasa Daerahnya. Ini sekedar mengingatkan kembali kata-kata yang sering digunakan oleh masyarakat desa di Kab Muara Enim

Kata Benda
Hebuk = tepung beras
Kelumpai = Belahan bambu untuk atap rumah atau pondok di sawah
Tukil = Ruas Bambu biasanya yang besar ( Betung atau Dabuk) untuk tempat air
biasanya dipakai untuk menyimpan air di kebun karet

Kata Kerja:
Kijal = Ijak-injak
Ngihik = menginjak-injak padi agar terlepas dari tangainya
Nyule = Mencari tempat berkebun
Mehitu mehilas = Semena-mena
Tapuk = Tampar atau tempeleng
Terajang : tendang dengan kaki
Ngiwe : memegang kapak atau beliung dengan tangan kiri
Nyerindit = menderes karet dengan melukai bagian atas tempat yang seharusnya di
deres
Nyemantung = makan bersama dengan gadis dimalam hari
Nyagu = kelewatan
Pintir = Pintal

Kata seru :
Ladas : Senang sekali
Lanjakkan : Kerjakan saja
Lantak : Kakukan----> Lantaklah biasanya dengan emosi
Kele kudai : Nanti dulu
Lajulah : Silahkan
Ajung : Suruh
Angkit : angkat ( masakan atau jemuran)


Masih banyak lagi

Minggu, 12 Desember 2010

BASE DUSUN KITE


Lah lame nian nide nulis di blog ini, tapi asene perlu jugelah nambahi kamus base diwik mangke kance-kance ye lah lame dik balik dusun tehingat ngat dusun, masih ngomong makai base dihi empuk die lah pacak base Inggris, base Jakarta, bahkan kadang kale kelupean base dihi diwik.

Nah ade sempat nambahi perbendaharaan base dusun luk dibawah ini :

A ...
Akai = panggilan antara mertua dengan orang tua kita perempuan
Antan = Alu
Antanan = kemauan
Amun = Bila
Ambe = Hamba sahaya
Angkanan = seseorang yang dianggap saudara atau famili karena kebaikannya
Angkak-angkak kerak = Tidak serius
Ancaman = Cita-cita atau kemauan
Apit = Penyanggah

B...
Buntak = Bulat
Bunting = Pengantin
Berendak = Biarkan saja
Behekuk = Sisa atau sisa yang ada di dasar temoat menyimpan sesuatu misalnya
Tempoyak
Bengkiau = Pangkal pohon rotan atau tebu yang keras
Bangking = Kosong ( biasanya kelapa yang tdk ada isinya)
Balur = Ikan asin
Basau = Warna beras kemerahan karena lama di simpan
Behade = terlalu banyak
Behesan = Lumbung atau tempat menyimpan beras
Bingkang = Bengkok

D...
Dabuk = Nama bambu
Dengkak = Bunyi yang nggak nyaring
Dengkik = Nama lain dari Babi
Dugal = Mabuk karena makan sesuatu, memayal
Dundungan = Yang di harapkan

E...
Empuk = Walaupun
Enjuk = berikan
Entukkan = Benturkan
Endak = Tidak mau
Engguk = Logat ( gaya bahasa)
Engkuk = Milikku
Empudungan = Bunga petai, atau nama kayu hutan
Empulukh = Bagian tengah buah nangka, atau jaggung yang tidak bisa dimakan
Encingking = Berjalan jinjit
Emak kate gile = Dengan kata lain

G....
Galak = Mau
Gelinggang = Ketepeng
Gumak = sama dengan ongol-ongol
Gelumpai = Bambu yang dibelah dua dipakai untuk atap rumah atau ponduk
Gelugur = Asam buat sambal
Geluk = Toples

M....
Mehipali = membuat jengkel
memehing = keluhan karena badan panas dingin
Mehikuk = Merah ekor ( nama ikan)
Mehine = Merendhkan diri

N...
Ngumbai = Melempar
Nekang = Mengupas
Nempelak = Menghina
Nerunut = Bunyi urat bila diurut
Nelas = Numbuk beras ( membersihkan beras di lesung)
Nempil = Menyela orang sedang bicara, atau masuk barisan tanpa antri
Nide = Tidak
Nindak = Tdk mau
Ningkuk = Punyaku

Bersambung

Senin, 17 Mei 2010

Kamus Bahasa Dusun di kab Muara Enim

Bahasa penduduk di daerah Muara Enim merupakan bahasa Melayu yang banyak kemiripannya dengan Bahasa orang Malaysia. Bahasa penduduk Muara Enim hampir sama dengan bahasa di Kalimantan Barat (Pontianak) dengan ciri khasnya kalau akhiran kkata dengan huruf "A" iganti dengan Huruf "E" misalnya Kemana menjadi kemane, apabila menjadi Kebile, siapa menjadi sape, dimana menjadi mane, Sesuatu apa menjadi Tuape, Tidak menjadi Nide, Tak mau menjadi Nindak, Mau disebut Galak ( bukan buas a lho) .

Bila kita cermati kata-kata yang dipakai di Kabupaten Muara Enim, banyaklah yang sebenarnya digunakan dalam bahasa Indonesia, namun ada beberapa yang konotasinya berbeda. Misalnya Kata Canggih, di Muara Enim adalah ungkapan untuk seorang anak kecil yang sangat pandai bicara. Sedangkan Kalau Ringkih ungkapan untuk seorang yang cantik, pekerjaan yang menarik. Kata Pagu adalah sebutan loteng kalau dicermati menunjukkan arti yang paling atas, Dan telah digunakan dalam bahasa Indonesia baku seperti " Pagu peroyek" nilai tertinggi dalam proyek

Menambahkan kata-kata yang pernah saya tulis terdahulu beberapa tambahan dalam tulisan ini yang sifatnya susah untuk dikelompokkan namun kita lakukan secara acak saja . Kegunaannya banyak kata-kata yang sudah tidak dipakai dan diartikan lain karena pengaruh zaman. kata "Katik " berarti tidak ada, Namun sering dipakai menjadi Dak Katik, sehingga kalau diartikan Tidak Tidak ada, yang berarti ada.

Jadi mengatakan kata Katik tidak harus dimulai dengan Dak Katik, cukup Katik saja.
Kata Katik hanya dipakai di daerah Tanjung Enim ke hilir dan Lahat, namun kalau di daerah hulu sampai ke Ogan kata Katik disebut =NIGANG, bahkan kadang disingkat "GANG" kata Gang juga kadang dipadukan menjadi satu kata menjadi GANGGI yang berarti sudah tidak ada lagi.
Kita mulai alat pengangukutan tradisonal :
Bake, kinjach, = alat pengangkut hasil kebun yang ukurannya sedang dengan beban sekitar 20 Kg. Termasuk juga Ambung. Tapi yang paling kecil disebut " keruncung " Bahannya dibuat dari Bambu yang biasanya adalah Bambu Mupe ( Buluh) yang masih muda dan kemudian dipotong sekitar 1 meter dan kemudian dibelah-belah sekitar 1/2 Cm., lalu direbus yag disebut Bemban. Kulit dalam bambu Mumpe itulah kemudian dikupas tipis, tipis dan kemudian dikeringkan dan berwarna putih. setelah itu baru diayam. Kulit luar yang keras disebut klisi biasanya dibuat Tangguk ( untuk menangkap ikan) dan Huntung ( untuk tempat bumbu dapur biasanya.
Pinggiran Bake, Kinjahkh kemudian dirangkai dengan Rotan (ui) yang bisanya dipakai jenis Ui Sumam, sedangkan penjalinnya dipakai Rotan Sehimit yang kecil, warnanya putih dan kuat.
Macam-macam Rotan juga banyak ada Sehetung, Manau, Sehimit,. Untuk Manau biasanya batangnya mencapai diameter 3 inchi dan panjangnya mencapai 100 meter merayap sampai ke punncak pohon. Buahn Manau sangat bagus dibuat sambal yang biasanya disebut Ihup-ihupan. ( Cabe, garam, terasi dan kemudian buah manau yang masak di ca,purkan)_ sebagai bahan untuk asamnya dimakan dengan Lauik Ikan Sepit ( ikan dipanggang dan dijepit dengan bambu yang disebut Sepitan.

Selain Bake,kinjach dan keruncung ada lagi alat penyimpaian dan angkut namanya LANJUNG dan Uncang, semuanya digunakan untuk membawa atau menyimpan padi sehabis Panen. Bake, Kinjakh, ambung, lanjung, Uncang dikasih tali kemudian dibawa dibagian belakang tubuh, supaya tidak terlalu mengandalkan kekuartan kepala maka dikasih pula tali bantuan yang disebut " SEMBIKE "
Sekedar menambah pembendaharaan kata alat penerangan :
Jehangkang = Lampu terbuat dari Damar
Culuk = Lampu yang dibuat dari bambu dikasih sumbu kain bekas dengan bahan bakar minyak tanah
Suluh = alat penerangan jalan kalau ke sungai dari daun kelapa kering
Sule = Sebangsa suluh tapi bahannya dari seludang kepala kering yang diikat dan biasanya dipakai untuk mengusir nyamuk.
Lampu Batuk= dari kalewng yag dikasih sumbu dan bahan bakarminyak tanah.

Kata Sule juga diartikan pendahuluan bila kita akan membuat kebun. Nyule beartai mencari tempat yang baik untuk dibuka sebagai kebun. Dahulu semasa rimba masih lebat banyak buah-buahan yang dapat dimakan dan sedap rasanya, misalnya : Buah Bukul, Bunut, Kelemai ( buahnya berduri dan isinya seperti kemiri), Puguk ( sebangsa rambutan), keliat, asam kumbang, Belabak ( sebangsa mangga), Pauh, Tampang ( bukan wjah) tapi buah yang kulitya kuning dan isinya merah dan biasa menjadi makanan Siamang

Untuk nama yang paling banyak sebutan untuk seekor binatang adalah " Babi" nama lain babi antara laian Bagung, Keduruh, Bai aum, Keduncuk,Setu dibawah ini ( panggila keren) KataSetu adalah singkatan dari Sesuatu

Kata yang sudah banyak dilupakan adalah " NGINDING", artinya menumpang makan sama orang lain.

Jenis kayu-kayuan di hutan juga sangat banyak . misalnya Medang ( medang seluang, medang kuning, Medang abang, Mare Bikang, Seluai, Cihu, Sehian, merantih, bungukh, lebuai, yang saat ini sudah sudah ditemukan karena dirambah dan ditebangi dan ngeris, tehas tambang, nggerunggang, dan lain-lain

Udahan dulu ya nanti sambung lagi................. he he

Sabtu, 15 Mei 2010

Terjemahan bahasa dusun di Kab Muara Enim

Banyak orang-oranag terutam perantau dari Kabupaten Muara Enim khususnya yang menggunakan bahasa dengan dialek Melayu sudah lupadengan sebutan bahasa asli , Blog ini saya coba membuat semacam Kamus bahasa daerah yang diartikan dalam Bahasa Indonewsia kata-kata dalam Bahasa asli di Kabupaten Muara Enim.
Kelompok Panggilan kepada seseorang

Mamak =adiknya Bapak
Ibung =adiknya Ibu
Ipakh = Isterinya kakak atau adik
Munting = Istrinya Paman atau Uak
Kiyai = Mertua Lelaki juga disebut Pengiran Batin
Warang = Orang tua dari suami/istri anak
Muanai =Kakak lelaki atau adik
Kelawai =kakak/adik peremuan
Pembisan = Besan lelaki
Nembisan = Besan Peremuan
Engkuaye = ebutan terhormat buat seseorang
Sarakan = Janda yang masih belumpuna anak
Akai = Panggilan antara Besan Perempuan
Nama - nama benda dan sebutan binatang
Sayak = tempurung kelapa
Kedauk = Induk ayam yang sedang mengeram
Mahe = Harimau
Setua = Harimau
Setu dibawah ini = Babi
Rudus = Golong ujungnya papak
Perlayang = sebangsa rudus tapi ujungnya rata
Kuduk = Pisau dengan ujungnya lancip
Uncuh = Sebangsa kuduk tapi ujungnya mencuat keatas
Candung = Pisau yang gagangnya menyatu dan dari besi
Entubung = alat penagkap ikan
legian = jaring penangkap ikan
jale kerap = jala utk menagkap ikan kecil-kecil
Selemate = Jala untuk menangkap ikan agak besar biasa juga disebut Rantai
Rambang = Jala untuk menangkap ikan yang besar

Bersambung